Menu

Home Kuliah Praktikum

Daftar Blog Saya

Fisiologi Hewan

FISIOLOGI HEWAN
MAKALAH MENGENAI PENCERNAAN MAKANAN :
KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, DAN VITAMIN


Disusun Oleh :
1. Munawar Qolil A420 080 107
2. Adam Rohmatullah A420 080 114
3. Pendi Hermawan A420 080 127
4. Ginanjar Wismaji A420 080 143


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menysun makalah “Fisiologi Hewan” tentang “Pencernaan Makanan: Karbihidrat, Protein, lemak dan Vitamin” ini.
Adapun maksud dan tujuan disusunnya makalah ini, yaitu untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Fisiologi Hewan mengenai “Pencernaan Makanan”. Selain itu juga diharapkan dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada semua pengguna atau pembaca semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penyusunan makalah atau pembelajaran mengenai “Sistem Pencernakan Makanan dan Kandungan Vitamin dalam Makanan” dalam ruang lingkup Biologi dan Gizi.
Demikian makalah ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dan pengguna makalah ini. Tiada gading yang tak retak, bahwasanya tiada yang sempurna dalam dunia ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun bagi kami demi terlaksananya penyusunan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Surakarta, 25 Desember 2009
Tim Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah membutukan makanan. Tidak ada satu pun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan makanan. Demikian juga manusia, agar tetap hidup dan dapat melakukan aktivitasnya, manusia memerlukan makanan. Seseorang yang tidak makan maka tubuhnya akan terasa lemah tak bertenaga. Jika hal tersebut berlangsung terus-menerus maka orang tersebut akan mati.
Makanan mengandung senyawa esensial yang mutlak diperlukan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang, misalnya saja pembentukan jaringan, bergerak, metabolisme, dan lain sebagainya. Senyawa dalam zat makanan dalam tubuh kita juga digunakan sebagai penusunan zat-zat lain yang lebih bermanfaat lagi, misalnya saja protein. Protein selain dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, tetapi juga pembentukan enzim,atau hormon yang tentunya berkorelaasi dengan zat lain misalnya lemak, karbohidrat dan mineral. Lemak juga dibutuhkan untuk pembentukan steroid dan hormon, pembentukan selubung myelin pada sel saraf, sebagai cadangan energi dan isolasi tubuh dari suhu ekstrem.
Proses penyerapan zat-zat makanan (Protein, Karbohidrat, Lemak, Mineral) tentu saja memerlukan proses pemecahan molekul-molekul senyawa tersebut menjadi sebuah monomer-monomernya (Molekul kecil). Proses pemecahan molekul-molekul kompleks menjadi senyawa sederhana disebut proses pencernaan.




BAB II
NUTRISI DALAM MAKANAN


A. Senyawa dalam Makanan
Senyawa dalam makanan merupakan jenis senyawa organik. Salah satu senyawa organik yang terdapat di alam adalah hidrokarbon, yaitu asosiasi molekular antara karbon dan hidrogen yang tidak terlarut di air dan terdistribusi secara luas. Aldehida adalah molekul organik dengan atom oksigen berikatan rangkap-dua yang terhubung pada atom karbon terminal (di ujung rantai), kombinasi karbon-oksigen tersebut disebut gugus karbonil. Keton mengandung atom oksigen berikatan rangkap-dua yang terhubung pada atom karbon internal (di tengah rantai). Alkohol organik mengandung satu atau lebih gugus hidroksil (-OH), dan asam organik mengandung sebuah gugus karboksil (sebuah gugus hidroksil dan sebuah atom oksigen berikatan rangakap-dua, keduanya terhubung ke sebuah atom karbon terminal).
Diantara berbagai senyawa organik yang berhubungan erat dengan proses-proses dasar kehidupan adalah karbohidrat, protein, lemak (lipid), dan asam nukleat (polinukleotida). Proses-proses dasar kehidupan tersebut diantaranya sebagai pembentuk organisasi struktural sel dan jaringan makhluk hidup. Selain itu juga berfungsi sebagai sumber energi, sebagai penyusun komponen hidup dan sebagai proteksi tubuh terhadap lingkungan.

B. Zat-zat Makanan yang Diperlukan Tubuh
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus dasar (CH2O)n. Molekul karbohidrat ada yang berukuran kecil dan ada pula yang berukuran besar. Berdasarkan jumlah rantai penyusunya, karbohidrat dapat dibedakan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Energi yang dihasilkan oleh pembakaran karbohidrat adalah 4.1 Kilokalori (1 kalori = 4.2 kilo Joule). Kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk lemak atau glikogen. Lemak disimpan dalam jaringan lemak dan glikogen disimpan dalam otot atau hati.
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan Karbohidrat yang tersusun dari dari satu unit molekul gula, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Monosakarida dapat mengalami fusi melalui sebuah proses yang dikenal sebagai kondensasi atau sintesis dehidrasi. Dalam proses tersebut, kedua monosakarida disatukan sehingga membentuk disakarida, dan sebuah molekul air dibebaskan (sebuah –OH dari satu monosakarida dan satu –H dari monosakarida kedua, dilepaskan untuk membentuk ikatan C – O – C di antara kedua monomer, atau unit dasar). Gula dapur adalah disakarida yang terbentuk dari kondensasi glukosa dan fruktosa. Kondensasi dapat terjadi lagi untuk membentuk trisakarida dan pada akhirnya polisakarida.

2. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas beberapa unit molekul gula. Yang paling terkenal adalah disakarida, yaitu ologosakarida yang tersusun dari dua unit monosakarida. Contoh adalah maltosa (tersusun dari dua molekul glukosa), sukrosa atau gula tebu (tersusun dari fruktosa dan glukosa), dan laktosa atau gula susu (terdiri dari glukosa dan galaktosa).

3. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer yang tersusun dari banyak rantai monosakarida. Polisakarida merupakan molekul berukuran besar. Contohnya adalah pati atau amilum, tersusun dari banyak rantai molekul glukosa.
Pada makanan ada tiga karbohidrat yang terpenting, yaitu amilum, sukrosa, dan selulosa. Amilum atau pati merupakan zat tepung yang terdapat pada makanan pokok. Sukrosa merupakan disakarida yang rasanya manis, disebut juga gula tebu. Sementara itu, selulosa merupakan serat kasar sebagai komponen penyusun dindingsel tumbuhan. Namun demikian, karbohidrat terpenting bagi sel tubuh manusia adalah glukosa (C6H12O6). Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh. Glukosa yang diperlukan oleh tubuh kita terutama berasal dari pemecahan amilum yang terdapat pada makanan yang kita makan.

b. Lemak (Lipid)
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air. Berdasarkan komponen penyusunnya, lemak dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain trigliserida (lemak sederhana), fosfolipid, lipoprotein, dan steroid. Senyawa lemak yang peling sederhana, yaitu trigliserida atau triasilgliserol. Sesuai dengan namanya, lemak ini tersusun oleh satu molekul gliserol atau tiga rantai asam lemak. Rantai asam lemak selain terdiri atas hanya beberaparantai karbon, juga dapat memiliki rantai karbon yang sangat panjang. Lemak dapat dibedakan menjadi lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap-dua pada rantai karbon asam lemaknya, sedangkan lemak tak jenuh memiliki ikartan rangkap-dua pada rantai karbon asam lemaknya.








Gambar (a) Lemak tak jenuh, sedangkan (b) Lemak jenuh

Lemak juga merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh, dimana pembakaran 1 gram lemak menghasilkan 9.3 kilokalori. Meskipun kandungan energinya lebih besar dari karbohidrat, lemak bukan merupakan sumber energi yang utama. Lemak biasanya disimpan sebagai cadangan energi di dalam tubuh. Cadangan lemak biasanya disimpan pada sel-sel jaringan lemak yang terdapat pada rongga perut atau jaringan dibaawah kulit. Pada orang yang gemuk, misalnya cadangan lemaknya dapat digunakan untuk memberikan kebutuhan energi basal selama beberapa bulan.
Disamping sebagai cadangan energi, lemak juga digunakan sebagai isolator tubuh dari hawa dingin. Lemak juga merupakan komponen penysun membran, baik membran sel maupun membran berbagai organel sel. Membran tersusun atas lipid berlapis ganda (lipid bilayer). Lemak penyusun membran terutama dari jenis fosfolipid.
Ciri-ciri makanan yang mengandung lemak adalah berminyak. Contoh bahan makanan sebagai sumber minyak, yaitu kacang-kacangan, kemiri, wijen, kelapa. Sedangkan sumber lemak dari hewan, misalnya susu, telur, daging, keju, udang.

c. Protein
Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida, sedangkan peptida merupakan polimerisasi dari asam amino yang berbeda-beda. Sehinga protein dapat dikatakan suatu kopolimer.
Ikatan yang terjadi pada protein selain ikatan peptida antar-asam amino penyusunnya juga terjadi ikatan-ikatan yang lain. Misalnya saja ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus N – H dan pada gugus O – H, ikatan sulfida – S – S – menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein. Ikatan ion pada protein juga dapat terjadi bila dalam di dalamnya terdapat gugus ion logam, dan ikatan koordinasi, misalnya ikatan koordinasi antara ion Fe3+ dengan haemoglobin pada darah.
Dengan memperhatikan ikatan-ikatan yang terjadi pada protein, maka struktur protein merupakan struktur yang kompleks. Struktur protein terdiri dari beberapa macam, yaitu:
1. Stuktur Primer: struktur primer protein merupakan iikatan-ikatan peptida dari asam amino-asam amino pembentuk protein tersebut.
2. Struktur Sekunder: struktur sekunder protein terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-gugus amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino, sehingga membentuk lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-heliks.
3. Struktur Tersier: interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ionik atau ikatan sulfida (– S – S –), misalnya terbentuknya rantai dobel heliks.
4. Struktur Kuarterner: struktur yanga melibatkan beberapa peptida sehingga membentuk suatu protein. Pada peristiwa ini kadang-kadang terselip molekul atau ion lain yang bukan merupakan asam amino, misalnya pada haemoglobin di mana pada proteinnya terselip ion Fe3+.
Ada 20 jenis asam amino penyusun protein tubuh manusia. Keduapuluh asam amino tersebut dapat dikelompokan menjadi asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia, terdiri dari listin, leusin, isoleusin, metionin, fenilalanin, triptofan, valin, treonin, arginin, dan histidin. Asam amino non-esensial merupakan asam amino yang dapat dibuat di dalam tubuh manusia sehingga kebutuhan asam amino ini tidak harus didatangkan dari luar tubuh dalam bentuk makanan.Kesepuluh asam amino non-esensial itu adalah alanin, asapargin, asam aspartat, asam glutamat, glutamin, prolin, sistin, glisin, serin, dan tirosin.




Terkadang protein juga memiliki gugus tambahan, berdasarkan ada tidaknya gugus tambahan ini, protein dapat dibagi menjadi protein sederhana dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya terdiri dari rantai asam amino, sedangkan protein konjugasi terdiri dari rantai asam amino dan gugu lain, misalnya:
1. Nukeoprotein: protein yang terikat pada asam nukleat. Protein ini terdapat pada inti sel kecambah biji-bijian.
2. Glikoprotein: protein yang berikatan dengan karbohidrat. Protein jenis ini terdapat pada musin kelenjar ludah, hati, dan tendon.
3. Fosfoprotein: protein yang berikatan dengan fosfat yang mengandung lesitin, terdapat pada susu atau pada kuning telur.
4. Lipoprotein: protein yang terikat pada lipida (lemak), misalnya serum darah, kuning telur atau susu.
5. Kromoprotein (metaloprotein): protein yang mengikat pigmen atau ion logam, misalnya haemoglobin.
Protein memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan karena protein merupakan zat pembangun sel-sel tubuh. Anak-anak memerlukan protein yang lebih banyak dibanding orang dewasa. Karena anak-anak sedang mengalami masa pertumbuhan. Di dalam tubuh, protein memiliki peran dan fungsi, yaitu:
1. Sebagai biokatalisator (enzim) yang membantu dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh.
2. Sebagai alat angkut (protein transport), misalnya haemoglobin.
3. Pengatur gerakan (protein kontraktil, misalnya aktin dan miosin.
4. Penyusun jaringan, misalnya keratin pada kulit, lipoprotein.
5. Pembentuk antibodi sebagai pelindung tubuh dari mikroorganisme pantogen.
6. Alat pengatur fungsi fisiologis, misalnya hormon (insulin)
7. Pengendali pertumbuhan, bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.
8. Sebagai cadangan nutrisi, merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan, misalnya kasein dalam air susu, dan ovalbumin.
Sumber protein dapat diperoleh dari berbagai macam bahan makanan. Berdasarkan sumbernya, protein dapat dibagi menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein hewani, misalnya daging, susu, ikan, udang, telur, kerang. Sedangkan protein nabati, yaitu kacang tanah, kedelai, jagung, kelapa, tempe, dan tahu.




d. Vitamin
Vitamin merupakan seyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak banyak, tetapi harus selalu ada tersedia di dalam tubuh. Hampir semua vitamin merupakan senyawa organik esensial sehingga harus disediakan dari makanan karena tubuh kita tidak mampu membuatnya. Vitamin dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air (A, D, E, K)dan larut dalam lemak (B dan C).
Tabel Daftar Berbagai Jenis Vitamin dan Perannya
Nama Vitamin Kebutuhan Sumber Manfaat Defisiensi
Vitamin A
(C20H30O) 5000 IU Minyak ikan, hati, kuning telur, wortel, susu, sayuran hijau Bagian ungu visual retina, menjaga integritas jaringan epitel, dll Rabun senja, frinodrm, pertumbuhan terhambat.
Vitamin D
(C28H44O) 400 IU hati, kuning telur, lemak daging, pemanjaan kulit oleh UV Penyerapan kalsium, pertumbuhan dan kesehatan tulang Rakitis, pertumbuhan tulang terganggu
Vitamin E
(C29H50O2) 30 UI Kecambah, hati, minyak biji gandum, biji-bijian, sayuran hijau Antioksidan, Anti-sterilitas, menjaga integritas membran. Kerusakan membran sel, pertumbuhan terganggu, sterilitas, keguguran.
Vitamin K
(C31H46O2) 1 mg Sayuran hijau, dibuat bakteri usus Proses pembekuan darah, produksi protrombin di hati. Pembekuan darah terhambat





Nama Vitamin Kebutuhan Sumber Fungsi Defisiensi
Vitamin C
(C6H8O6) 60 mg Buah jeruk, mangga, tomat, paprika, sayuran Pembentukan kolagen, menjaga integritas dinding kapiler Sariawan, scrobut, pertumbuhan tulang tergangu
Vitamin B1
(C12H17O45) 1.5 mg Hati, biji-bijian, daging, sayur hijau Koenzim dalam metabolisme asam amino dan karbohidrat Beri-beri dan ganguan saraf
Vitamin B2
( C17H22O6N4) 1.7 mg Hati, telur, susu, mentega, sayur hijau Koenzim pada respirasi sel Dermatitis, luka di sudut mulut, depresi
Vitamin B6
(C6H12O2N) 2 mg Hati, daging, biji-bijian, kacang Koenzim pada metabolism asam amino Dermatitis
Asam pantoneat
(C9H17O3N) 10 mg Hampir semua bahan makanan ada Bagian dari koenzim A Jarang terjadi pada manusia
Niasin
(C6H5O2N) 20 mg Hati telur mentega, susu, sayuran hijau Koenzim pada NAD dan FAD Pelagra, dermatitis, diare, otot lemah
Biotin
(C10H16O3N2S) 0.3 mg Hati, telur, dapat dihasilkan bakteri usus Koenzim pada sintesis asam nukleat & pematangan sel Belum diketahui
Vitamin B12
(C63H90O14PCo) 6 mg Hati, ikan, daging, kuning telur, tiram Koenzim pada metabolism asam Nukleat Anemia
Asam Folat
(C19H19O6N7) 0.4 mg Hati, kacang kedelai, sayuran hijau,biji-bijian Pembentukan sel darah, koenzim asam Nukleat. Anemia, Sitopenia nutrisional.


C. Enzim-Enzim dalam Pencernaan
Pemecahan makanan secara mekanis terjadi di mulut dan lambung disetai oleh pemecahan kimiawi nutrien-nutrien oleh katalis-katalis yang disebut enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim tersebut terlibat dalam kegiatan atau reaksi-reaksi hidrolisis.
Enzim-enzim yang bekerja dalam pengolahan polisakarida secara tradisional disebut amylase, walaupun istilah yang lebih luas bagi pengolahan polisakarida, oligosakarida, trisakarida disebut karbohidrase. Enzim-enzim dalam pengolahan protein disebut protease. Hidrolisis protein dikenal sebagai protealisis. Hidrolisis lemak-lemak netral disebut lipolisis.
Kelompok-kelompok enzim-enzim pencernaan utama berasal dari pancreas dan usus halus. Pencernaan mekanis dan penyimpanan makanan terjadi dimulut dan lambung, namun pencernaan secara kimiawi hanya terjadi sedikit pada organ-organ tersebut. Pencernaan protein hampir sepenuhnya tergantung pada enzim-enzim proteolitik yang dihasilkan pankreas dan dikirim ke duodenum melalui sluran pankreas (ductus pancreaticus). Ingatlah bahwa tripsin dan kimotripsin dibentuk sebgai zimogen-zimogen tak aktif (tripsinogen dan kimotripsinogen), yang diaktivasi melalui pemotongan sedikit dari bagian peptida tersebut. Enterokinase dan tripsin sendiri berperan dalam konversi-konversi tersebut. Pepsin suatu enzim proteolitik yang ditemukan dalam lambung, juga disekresi dalam berbentuk pepsinogen yang .tak aktif, dan dikonversi menjadi pepsin aktif oleh pepsin dalam jumlah kecil yang sudah ada dalam lambung (suatu contoh autokatalisis).
Degradasi sempurna protein melibatkan interaksi yang luar bisa komplek dari berbagai enzim. Pepsin, tripsin, dan kimotripsin merupakan endopeptidase, yaitu enzim-enzim yang menghidrolisis ikatan-ikatan peptida di bagian anterior rantai-rantai polipeptida yang panjang. Jika bekerja secara individual, produk-produk akhir dari masing-masing enzim adalah peptida-peptida yang panjangnya sedang. Sedangkan jika bekerja bersama-sama, efek enzim tersebut menghasilkan oligopeptida (molekul-molekul rantai pendek). Perbedaan antara ketiga enzim tersebut adalah hal spesifikasi dan sisi asam amino (karboksil atau amin) yang dihidrolisis. Tripsin cenderung menyerang ikatan peptida di sisi karboksil asam amino lisin dan arginin, sedangkan kimotripsin bersifat spesifik bagi ikatan di sisi karboksil tirosin, fenilalanin, atau triptofan. Ketiga endopeptidase tersebut mampu menghasilkan fragmen-frakmen peptida yang lebih pendek dari berbagai polipeptida rantai panjang.
Eksopeptidase merupakan enzim yang bekerja pada ujung-ujung fragmen peptida dengan panjang berapa pun. Eksopeptidase memotong asam amino terakhir dengan cara memutuskan ikatan peptida terminal. Eksopeptidase pada dasarnya terdiri atas dua dua tipe, yaitu karboksipeptidase yang disintersi di pankreas dan bekerja pada ikatan-ikatan peptida terminal diujung karboksil bebas rantai peptida tersebut, dan aminopeptidase yang disintesis di usus halus dan bekerja pada ikatan-ikatan peptida terminal diujung amino bebas rantai peptida.
Pencernaan pati dimulai dengan aktivasi enzim ptealian dan amilum pada saliva, namun pencernaan yang sebenarnya dimulai di usus halus. Amilase pankreas disekresi kedalam duodenum. Disitulah amilase pankreas mulai mendegradasi pati menjadi glukosa dan fruktosa.
Agen primer pencernaan lemak adalah enzim lipase, yang disekresi oleh pankreas. Lipase memecah molekul-molekul lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Kerjanya dibantu oleh empedu, yang mengelmusikan (melarutkan) lemak menjadi globula-globula berukuran kecil, dan karenanya meningkatkan luas permukaan yang dapat diserang oleh lipase. Empedu juga membantu menetralkan asam hidroklorat (HCl) yang memasuki usus halus dari lambung.
Empedu dibentuk di dalam hati sebagai bagian dari pemecahan sel-sel darah merah, yang mengakhiri hidupnya setelah terbentuk 90-120 hari. Empedu merupakan cairan yang mengandung garam-garam kompleks, pigmen, dan sejumlah steroid. Walaupun dihasilkan dalam hati, empedu disimpan dalam kantung empedu. Saat pencernaan empedu dikeluarkan dari kantung empedu.
Sumber dan Nama Enzim Substrat Tempat kerja
1. Kelenjar lidah
Ptialin Pati Mulut
Amilase Pati Mulut
2. Lambung
Pepsin Protein, pepsinogen Lambung
Renin Protein susu (Kasein) Lambung
3. Pankreas
Amilase Pati, oligosakarida, trisakarida Usus

Lipase Lemak
Tripsin Polipeptida, kimotripsinogen
Kimotripsin Polipeptida, oligopeptida
Karboksipeptidase Polipeptida
Deoksiribonuklease Asam Nukleat
Ribonulease Asam Nukleat
4. Hati
Empedu Lemak
5. Usus Halus
Aminopeptidase Polipeptida, oligosakarida
Tripeptidase Tripeptida
Dipeptidase Dipeptida
Maltase Maltosa
Laktase Laktosa
Sukrose Sukrosa
Enterokinase Tripsinogen
Fosfatase Nukleotida
Tabel enzim dan tempat kerjanya.








DAFTAR PUSTAKA

Fried, George H and Hademenos, George J. 2006. Biologi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hartono, Prawiro S. 1999. Biologi-3a. Jakarta: Bumi Aksara.
Lehningher.2003. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2004. Khazanah Pengetahuan Biologi. Solo: Tiga Serangakai.
Sudarmono, Unggul. 2006. Kimia. Jakarta: Phibeta.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger